info@citraglobal.com

08179800163

Jl. H. Naman Komplek DDN Blok A21 Bintara Jaya,Bekasi Barat 17136

Latest Post

Wajib Pajak di Bekasi Harus Siap Hadapi Integrasi Data Pajak dan OSS RBA Restitusi Pajak Lebih Cepat dengan PER-6/PJ/2025

International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi standar global dalam pelaporan keuangan. Standar ini juga memberikan pengaruh signifikan terhadap transfer pricing, yang mengatur harga transaksi antar perusahaan dalam satu grup multinasional. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan antara IFRS dan transfer pricing, serta dampaknya bagi perusahaan multinasional.

Pengertian Transfer Pricing

Transfer pricing adalah proses penetapan harga untuk transaksi antar perusahaan dalam grup yang sama. Ini mencakup penjualan barang, pemberian jasa, atau pengalihan aset. Tujuan utama transfer pricing adalah memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan prinsip arm’s length, yaitu harga yang akan diterapkan jika transaksi dilakukan antara pihak independen.

Hubungan antara IFRS dan Transfer Pricing

Walaupun keduanya memiliki fokus yang berbeda, IFRS pada pelaporan keuangan dan transfer pricing pada pengaturan harga transaksi untuk tujuan pajak namun keduanya saling terkait. Berikut adalah beberapa area di mana IFRS dapat mempengaruhi transfer pricing:

a. Pengakuan dan Pengukuran Aset serta Liabilitas

IFRS mengatur pengakuan dan pengukuran berbagai elemen seperti aset, liabilitas, pendapatan, dan biaya. Perbedaan antara pengakuan ini dan aturan pajak lokal dapat mempengaruhi perhitungan laba yang menjadi dasar transfer pricing.

Contoh:
Dalam penilaian inventaris, IFRS mengharuskan penggunaan metode lower of cost or net realizable value (LCNRV), sementara peraturan pajak lokal mungkin memiliki metode yang berbeda, mempengaruhi laba yang digunakan dalam penetapan harga transfer.

b. Pengakuan Pendapatan

IFRS 15 yang mengatur pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak dengan pelanggan memiliki metode pengakuan yang mungkin berbeda dengan aturan pajak lokal. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan temporer dalam pengakuan pendapatan yang memerlukan penyesuaian dalam laporan pajak dan transfer pricing.

c. Biaya dan Pengeluaran

Beberapa pengeluaran mungkin diperlakukan berbeda menurut IFRS dan aturan pajak lokal. Misalnya, IFRS mungkin mengharuskan kapitalisasi biaya pengembangan, sedangkan peraturan pajak memperbolehkan biaya tersebut diakui sebagai pengeluaran operasional. Hal ini akan mempengaruhi laba sebelum pajak dan harga transfer yang digunakan.

Dampak Spesifik IFRS terhadap Transfer Pricing

a. Konsistensi Data Keuangan

IFRS mendorong konsistensi dan transparansi dalam pelaporan keuangan. Data keuangan yang transparan ini mempermudah penyusunan dokumentasi transfer pricing yang memenuhi persyaratan otoritas pajak.

b. Dokumentasi Transfer Pricing

Dalam pelaporan berdasarkan IFRS, perusahaan diwajibkan untuk memberikan Catatan atas Laporan Keuangan yang rinci. Informasi ini dapat membantu dalam menyusun dokumentasi transfer pricing dengan lebih baik, mendukung argumen terkait metode transfer pricing yang digunakan.

c. Penilaian Aset Tidak Berwujud

IFRS 3 dan IFRS 38 mengatur pengakuan dan penilaian aset tak berwujud, seperti hak kekayaan intelektual, yang sering menjadi subjek dalam transfer pricing. Penilaian yang tepat terhadap aset ini akan mempengaruhi harga transfer yang sesuai.

d. Pengaruh terhadap Laba Kena Pajak

Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya menurut IFRS dan aturan pajak lokal dapat memengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak. Hal ini akan mempengaruhi penentuan metode harga transfer dan memerlukan penyesuaian dalam laporan pajak.

Tantangan dan Pertimbangan

Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan multinasional dalam mengelola keterkaitan antar keduanya, meliputi:

  • Kompleksitas Penghitungan: Menggabungkan standar global ini dengan peraturan transfer pricing lokal bisa menjadi kompleks, terutama dalam hal menyesuaikan laba akuntansi dan laba kena pajak.
  • Kepatuhan Ganda: Perusahaan harus memastikan bahwa mereka mematuhi IFRS dan peraturan transfer pricing lokal yang mungkin berbeda atau bahkan bertentangan.
  • Koordinasi Internal: Penting untuk memastikan koordinasi yang baik antara tim akuntansi dan pajak agar penerapan IFRS tidak menyebabkan ketidaksesuaian dalam penentuan harga transfer.

Best Practices

Beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan untuk mengelola hubungan antara IFRS dan transfer pricing antara lain:

  • Sinkronisasi Kebijakan: Menyelaraskan kebijakan akuntansi IFRS dengan kebijakan transfer pricing untuk mengurangi perbedaan yang perlu disesuaikan.
  • Dokumentasi yang Komprehensif: Menyusun dokumentasi transfer pricing yang mendetail, termasuk bagaimana IFRS mempengaruhi harga transfer.
  • Pelatihan dan Edukasi: Melatih tim keuangan dan pajak tentang dampak IFRS terhadap transfer pricing guna memastikan kepatuhan yang lebih baik.

International Financial Reporting Standards memiliki dampak signifikan pada praktik transfer pricing, terutama dalam pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, pendapatan, dan biaya. Perusahaan perlu memastikan bahwa kebijakan standar ini konsisten dengan kebijakan transfer pricing untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan akuntansi internasional dan pajak lokal. Koordinasi yang baik antar tim serta dokumentasi yang komprehensif menjadi kunci dalam mengelola dampak ini dengan efektif.

💼 Pelajari Lebih Lanjut Mengenai Keterkaitan IFRS dan Transfer Pricing! Dapatkan informasi lebih lanjut tentang International Financial Reporting Standards (IFRS) dari para ahli kami di Citra Global Consulting
📞 Telepon: 0817-9800-163
✉️ Email: info@citraglobalconsulting.com
🌐 Website: citraglobalbekasi.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *